"Sembilan..Delapan..Tujuh..Enam...."
Kata Keysha menghitung mundur. Kepalanya ia sembunyikan di kedua lengannya. Yg
ia tempel kan ke pohon. Terdengar teriakan "suudaaaaah" keysha buru
buru membuka matanyaa dan dg cepat mencari temannya. Dia membuka semak semak,
menyikap dedaunan. "Aduuh.. Dimana sih" grutunya. Dia berfikir
sejenak, lalu tersenyum jail "Al.. Al.. Td nenek manggil kamu"
teriaknya. Lalu terdengar suara 'kreseek kreseek' dr sbelah kanan. dg langkah
lirih dia mengendap ngendap di samping tong besar dekat rumah neneknya.
"Dooorrr... Yeeyy ketangkaapp" lalu tong itu roboh dan jatuh, orang
di dalamnya pun ikut tergelinding keluar. HAHAHA tawanya renyaah "Iihhh..
Keysha curang niihhh" ngambeknya
Keysha terseyum simpul, lalu dia membuka lembar
selanjutnya. Melihat sebuah foto 2 orang anak yg sedang tersenyum renyaaah di
sanaa.
Dia berlari.. Sambil menengteng sendalnya "ayoo dong kejaar kejaar :p week" "Iihh.. Kamu tuh ya.."
Keysha memanyunkan wajahnya. Dia berhenti disana, huuhh.. Orang itu tersenyum
lalu menghampiri keyshaa dia mengulurkan tangaanyaa. Keysha tersenyum, lalu
berlari meninggalkan orang itu. Dia menjulurkan lidahnyaa :p "Iihh..
Keysha curaang" orang itu lalu mengejar keysha berlari.
Keysha menggeleng gelengkan kepalanya. Lalu
menutup buku album foto itu. Kemudian menyimpannya kembali ke laci. Dia
berjalan mendekati jendela, lalu menyikap tirainya. Melihat pemandangan depan
Rumahnya yang masih basah karena hujan. Dia menghela nafas pelan lalu tersenyum
"Mungkin lebih baik aku mengunjunginya :)" gumamnyaa. Kemudian dia
berfikir lagi "ahh.. Tapi apa mungkin ayah dan ibu ngizinin aku"
keysha kemudian berjalan ke belakang lalu merebahkan badannya ke kasur.
"Untuk jalan sama teman aja pasti kudu minta izin yg rumit bgt, apa lagi
pulangnya pasti di marahin. Ini lah itulah. Udh kayak anak SD yg masih nangis
kalo mainanya hilang. Terus di marahin. Huuhh.. Ayah dan ibu tuh terlalu
khawatir aku tuh udah gede apa sih yg di khawatirin dari anak Kuliahan. Huuh ga
adil banget"
Tok..Tok..Tok
"Iyaaa" jawab orang di dalamnya
"Buka puasa dulu mba" sapa orang itu
dari luar setelah pemilik kamar menjawab ketukan pintunya
"Iyaa" jawabnya kemudian, lalu
beranjak dari tempat tidurnya
Biasanya, kalau Ramadhan gini kamu selalu
nemenin aku. Apa lagi kalo mau buka. Pasti kita ngabuburit bareng, terus buka
puasa. Kamu pasti menolak kalau aku ajak buka puasa ke rumah. Yang dengan
alasan 'Ibu dan adik adikmu' dengan senyuman kamu menolaknya dengan ramah.
Ahh.. Jadi rindu semua itu
***
Syukurnya 7 hari sebelum lebaran, sekolah ku
sudah libur. Hehee.. jadi ini kesempatanku buat berkunjung ke rumah nenek.
Apalagi kalau ramadhan kayak gini. kangen deh ngabuburit bareng kamu, kangen
saat jualan kolak sebelum buka bareng kamu.
Yap, orang tua mu yg memang kurang mampu, setiap
sore selalu jualan kolak dan goreng gorengan ibu mu yg selalu setia menjajakan
makananya. Dan kita yg jualan keliling kampung. Itu hal yg paling istimewa yg
pernah aku rasain. Aku bangga sama kamu, apa lagi sama ibumu dua wanita yg
sangat aku banggain. Ibumu yg seorang single parents dan kamu yg selalu siap
siaga jagain adik adikmu. Aku bangga sama kamu.
Aku masih ingat, dulu pas kita SD sebelum magrib
kita slalu bermain main ke pantai, sambil lari lari. Duuh.. Kenangan itu. Aku
juga masih ingat banget. Saat kita main petak umpet dan aku yg selalu kena
jaga. Haha dan Kamu pasti susah aku temui. Ahaha..
Setelah umur kita beranjak belasan, kita ga main
petak umpet atau lari lari an ke pantai. Ya, membantu ibumu jualan, menjajakan
makanan keliling kampung. Kita triak triak bareng, seneng seneng bareng,
Setelah uangnya terkumpul pasti kamu berseru, "alhamdulilaaaah.."
Yaa, itu kamu. Kamu yg selalu mensyukuri apapun yg allah berikan ke kamu.
Bahkan saat jualannya hanya laku sedikit, kamupun juga berlaku sedemikian. Beda
sama aku yg bisa di bilang berkecukupan, tapi masih mengeluh kalo ibu atau ayah
ga beliin apa yg aku minta. Aku heran sama kamu, kamu yg serba kekurangan, tp
kamu selalu bisa tersenyum, bahkan selalu membuat orang lain tersenyum, aku
sempat bertanya begitu ke kamu tapi dengan santai kamu menjawab "Kita
hidup di dunia itu untuk belajar, dan slalu bersyukur. Selalu menerima apapun
yg allah berikan kpd kita. Ya.. Meskipun itu ga seberapa" kamu menutup
kalimat terakirmu dengan senyum yg slalu menghiasi wajahmu. Sempurna.
***
Keysha menghela nafas pelan pelan. Lalu
menunduk. Seakan dia sendiri, hanya sendiri dg kegusaran hatinya saat ini.
Keysha melihat sekitar, orang orang yg sedang riuh menunggu bus. Ramai. Tp dia
merasa sepi, dg perasaannya saat ini. Matanya menatap lurus kedepan. Tapi entah
pikirannya terbawa kemana. Melayang pada sosok yg sedari kemarin memenuhi
otaknya. seakan akan memutar kembali video video kenangannya dulu. Lalu
menyalinnya ke lembar baru. Dan sekarang sudah melekat di otakknya. Mungkin
dengan keputusaanya saat ini dia akan berusaha, saat orang tuanya dg berat hati
memberinya izin. Saat dia menataap kedua mata orang tuanya itu. Saat hatinya
berharap pada sang khalik. "Hati..Hati.. Nanti kamu langsung ke rumah
budhe aja. kalo mau singgah ke rumah nenek suruh nganter budhe jangan
sendiri" nasehat ibunya. Ya, neneknya yg sudah meninggal sejak ia lulus
SMP yg setelah itu keluarganya memutuskan untuk pindah ke jakarta. Saat dia
harus berpisah dengan sahabat terbaiknya. Saat semua kenangan itu membekas, dan
kini terulang kembali. Memang rumah neneknya kini tak berpenghuni, tapi selalu
di jaga dan di rawat oleh saudara2nya. Dan itu adalah satu satunya saksi bisu
kenangan 2 orang anak kecil yg beranjak dewasa.
***
Keysha duduk di dekat jendela. Dia memandang
keluar jendela. Sesekali tersenyum ringan. Dia menutup novel yg sedari tadi ia
baca untuk menghilangkan kesuntukan di dalam kereta eksekutif yg lenggang ini.
Dia menoleh ke samping, melihat 2 orang anak. Yg tertawa renyah di sana.
Tersenyum bahagia. Bahagia tanpa beban. Istimewa. "Al.." Keysha
berseru lirih. Lalu tampak kaget. Dan kebingungan. Mukannya tapak hilang tak
bercahanya. Redup.
Rumahmu yg ga jauh dr kediaman nenek selalu
menhampiriku setiap sore. Mengajakku tadarus bersama di masjid dekat rumah.
Kamu pinter sekali membaca al-qur'an. Aku kagum sama kamu. Bahkan saat kita
belajar membaca al-qur'an bersama. Aku sempat menyarankanmu untuk menjadi guru
ngaji. Seperti mas Wahyu guru ngaji di masjid dekat rumah. Kamu mengamini perkataanku
itu :). Karna memang suaramu kalau sudah mengaji indah sekali. Kamu tersenyum
malu, tapi Katamu kamu masih perlu belajar belajar dan belajar lagi. Salut deh
sama kamu. Bahkan saat aku belom bisa membaca dengan lancar. Kamu dg setia
mengajariku. :)
Ahh.. Keysha menggelengkan kepalanya. Lalu
tersenyum. Ada yg memegang pundaknya dari samping. Lalu dia menoleh
"Haii.." Sapa orang itu 2 orang yg ia lihati sedari tadi. Keysha
tersenyum, mungkin sikapnya memandangi dua orang td membuat orang itu jenggah
sendiri. Orang itu mengulurkan tangannya "aku Rasti.. Itu sahabatku laras
:) kamu?" Hee..
"Aku keysha"
"kamu mau kemana?" Tanyanyaa kemudian.
"Aku mau kebandung :), eh.. Ee.. Maaf ya. Ee mau nanya Ee itu temen kamu
kenapa?" Tanya keysha melirihkan suaranya
"Dia sakit. Sudah 2 tahun terakir ini dia
mengidap leukimia. Yah, lumayan parah :) aku habis nganterin dia berobat dr
jakarta"
Keysha melirik, orang itu tersenyum ke dia. Lalu
keysha membalas senyummnya. Dan menoleh ke temen di sampingnya lagi.
"Oh.. Hee, semoga cepet sembuh yaa"
Dia mengangguk. Kemudian tersenyum.
Ini dia banget, tepatnya kita berdua aku dan
kamu. Kamu yg selalu aku Rindukan.
***
Sejenak setelah 2 orang itu turun. Kini aku
tersadar. Mungkin ramadhan kali ini memang sangat unik dan berarti. seakan
kembali ke masa lalunya, memflashback sejenak momorynya. Ramadhan, yg sangat
sempurna. Bahkan ramadhan kali ini selalu di hiasi bayangan senyumanmu. Kamu.
Yg selalu membayangi hari hari ku. Mungkin kalo bisa aku akan terbang jauh
lebih cepat dari kerata yg sedari tadi tidak sampai sampai. Seakan akan jalan
ini tak berujung. Tp itu mustahil. Mungkin karna ke sungguhanku ingin cepat2
mengunjungimu. Cepat2 kembali ke desa tempat kita kecil tumbuh. Tempat kita
mengukir sejarah.
***
Setelah turun dari kereta, aku menaiki taksi
menuju desa kita tercinta. Sebelum ke rumah budhe, kusempatkan tujuan utamaku
mengunjungimu. "Stop pak" taksi pun berhenti, aku berbisik ke sopir
sebentar lalu turun. Taksi itu menunggu i ku. Enggak beberapa lama aku kembali
dengan setangkai mawar di tanganku. Lalu menyuruh sopir untuk jalan. Aku
mencium mawar ini, membayangkan wajahmu yg sedang mencium mawar. Dan tersenyum
ceria di sana.
Kali ini aku menyetop taksi dan kemudian,
menyerahkan uang lembaran. Taksi itu pun pergi. Ya memang aku yakin
mengunjungimu kali ini tidak lah sebentar. Tidak seperti saat aku beli mawar
tadi. Lagi pula barang bawaanku juga tidak banyak hanya tas ransel yg berisi
beberapa potong pakaian dan tas kecil yg aku bawa.
Aku mengulaskan senyum ke kamu. Terpampang di
sebuah nisan, Alyssa Sharlakhayyirah. Aku mengelus nisan itu. Dan meletakkan
mawar di sampingnya.
"Hai.. Al :) apa kabar? Kamu baik baik ya
di sana :) aku kangen deh sama kamu, tau ga Al aku berangkat sendiri lo ke
sini. Ga di temenin ayah atau ibu. Iya Al, aku udh di kasih izin. Oh ya Al.
Bentar lagi Idul Fitri nih, kamu masih ingat ga saat kita selalu jailin pak
umar saat lebaran agar dapet uang saku lebih dan lebih Hahaa.. Aku masih inget
tau Al. oh ya, Al nitip salam ya buat nenek :)"
'Berjanjilah wahai sahabatku bila kau tinggalkan
aku tetaplah tersenyum meski hati sedih dan menangis ku ingin kau tetap tabah
menghadapinya'
Ya, terakir aku ketemu kamu saat aku pulang ke
Bandung lantaran nenek jatuh sakit. Dan kemudian meninggal. Ya, Al itu yg
terakir. Setelah 2 bulan kemudian aku di beri kabar bahwa kamu sudah tiada.
Kamu tau Al, jatung ini seakan berhenti. Keringat bercucuran. Entahlah Al, aku
saat itu ga bisa berkata kata lagi. Ingin rasanya dg cepat aku pergi ke
bandung. Tp terlambat yg kutemui di sana sudah tubuhmu yg dingin terbalut kafan
yg terbujur kaku.
'Bila kau harus pergi meninggalkan diriku jangan
lupakan aku. Semoga dirimu disana kan baik baik saja untuk selamanya disini aku
kan selalu rindukan dirimu wahai sahabatku'
Ya, kenangan itu seperti permen karet yg selalu
kita makan saat kita kecil dulu. Melekat disini. Di hati ini di pikiran ini
Gimana tidak seakan itu baru aku kerjakan kemarin. Kenangan itu ga bisa hilang
Al :) apa lagi pas Ramadhan seperti ini, kamu yg selalu aku ajak tidur di
rumah. Kemudian kita sahur bareng. Saat kita jualan, katamu hasil dari jualanmu
itu sebagian akan kamu tabung untuk beli baju pas lebaran nanti. Dan Kemudian
saat kita tiba tiba di daulat jd guru ngaji dadakan. Hahaa.. Kenangan itu ga akan
pernah hilang. Meskipun sekarang kamu sudah tiada :)
Kamu tau, Persahabatanku itu ibarat PUZZLE Tiap
potongannya punya tersendiri
Dan ga bisa di ganti dengan potongan yg
lainnya... Walau mereka pergi entah kemana
Tapi tetep ada tempat buat mereka
Mungkin Ramadhan kali ini akan sempurna seperti
Ramadhan2 tahun tahun lalu. Ya, mungkin Ramadhan kali ini akan Seindah Ramadhan
Bersamamu. Kembali ke Desa tercinta dg sejuta kenangan yg ada. Aku bersyukur
sangat bersyukur punya sahabat seperti kamu. Thanks a lot Al Laffffff :*
Life without friends is nothing
Our friendship's here to stay
Like weeds and rocks
It never goes away!
By: Anonim