Blog ini merupakan blog resmi dari UKM KSR-PMI Unit UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sabtu, 28 November 2020
Menasihati ala Socrates
Rabu, 11 November 2020
Makna Hari Pahlawan dan Menjadi Pahlawan Bagi Diri Sediri
Perlawanan
ini berawal dari insiden pengibaran bendera di Hotel Yamato, Surabaya. Kala
itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat untuk mengibarkan bendera Merah
Putih di seluruh penjuru Tanah Air. Maklumat ini memancing kemarahan pihak
Belanda. Sejumlah pasukan yang dimpimpin Ploegman pun mengibarkan bendera
Belanda yang berwarna Merah Putih Biru di lantai atas Hotel Yamato.
Tindakan
Belanda membuat rakyat Tanah Air geram. Mereka pun membalas pihak asing dengan
menaiki Hotel Yamato dan merobek warna biru pada bendera Belanda. Alhasil,
Bendera tersebut hanya menampilkan warna Merah Putih, warna bendera
Indonesia.Sejak insiden ini terjadi, hubungan rakyat Indonesia dan pihak asing
semakin memanas. Namun, Jenderal D. C Hawthorn dan Presiden Soekarno akhirnya
menandatangi gencatan senjata untuk meredekan situasi.
Awalnya,
konflik Indonesia dan pihak asing sempat mereda. Namun, kondisi ini tak
bertahan lama. Hubungan Indonesia dan pihak asing justru semakin meledak sejak
Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris tewas tertembak.Pengganti Mallaby,
Jenderal Robert Mansergh pun meluncurkan ultimatum yang mengharuskan rakyat
Indonesia bersenjata melapor, meletakkan senjata, dan menyerahkan diri. Batas
ultimatum yakni 10 November 1945.
Ultimatum
ini akhirnya berujung pada perlawanan sengit antara arek Surabaya dan tentara
Inggris selama tiga minggu. Ribuan rakyat sipil pun tewas karena peperangan
besar ini. Guna mengenang jasa para pahlawan, pemerintah menetapkan tanggal 10
November sebagai Hari Pahlawan. Penetapan ini diberlakukan melalui Keppres No.
316 Tahun 1959 tangal 16 Desember 1959.
Hari
Pahlawan bukan sekadar seremoni biasa, peringatan ini menyimpan makna mendalam
untuk rakyat Tanah Air. Hari Pahlawan merupakan bentuk penghormatan untuk para pahlawan yang
berkorban demi memperjuangkan Indonesia. Dengan demikian, seharusnya hari
pahlawan dijadikan sebagai momentum untuk mengenang kembali para pahlawan yang
telah berjasa besar bagi berdirinya negara kita tercinta. Mengenang bukan
berarti menangisi kepergian mereka, tapi menjadikan pribadi mereka sebagai
pemantik revolusi mental maupun moral dalam menghadapi setiap tantangan
kedepannya. .
Diri Sendiri adalah
Pahlawan
Menjadi
pahlawan bukan hanya menjadi milik mereka yang berjuang di medan perang,
pemikiran, ataupun pemerintahan. Tapi menjadi pahlawan bisa dilakukan oleh
siapa saja. Baik menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri maupun menjadi pahlawan
bagi orang lain.
Kita
harus berkorban demi kebaikan diri kita--diantaranya harus menempuh pendidikan
yang panjang dan lama demi masa depan yang gemilang, membuat sesuatu yang
bermanfaat, memecahkan segala permasalahan dan tidak merugikan orang lain.
Menjadi
pahlawan bagi diri sendiri bisa juga dilakukan dengan cara memperbaiki akhlak,
menjauhi dari segala yang mudharat, menghilangkan sifat-sifat yang merugikan
siapapun, dan berjuang demi terjaganya negeri yang kita cintai bersama.
Sumber : Kumparan