JANGAN KAU KERAS TERHADAP WANITA TAPI SAYANGILAH WANITA SETULUS HATINYA
Nah mungkin
kalian disini semua sudah tidak asing lagi dengan kata empati, TAPI mungkin tak
banyak yang tau apasih hubungannya dengan teraupetik?....ok, di sini saya akan
mengupas atau membahas sedikit tentang itu.
Hubungan
teraupetik disini adalah proses hubungan antara klien dan konselor yang
mempunyai nilai-nilai penyembuhan seperti contohnya pihak konselormenasehati,
memuji dan lain sebagainya sehingga pihak klien akan merasa dihargai, diterima,
diarahkan dan dapat meredakan ketegangan serta dapatmengekpresikan perasaan dan
fikiran, mengurangi beban psiklogi dan bahkan menghilangkan sama sekali.
Disini saya
akan memberikan contoh rill yangterjadi di masyarakat, tak banyak orang yang
meremehkan perempuan dan bahkan sering ada di berita-berita dan dilingkungan
sekitar tentang KTI (kekerasan terhadap istri) yang pastinya jika seorang
perempuan mengalami hal itu pasti akan sedikit trauma apalagi kalau sampai
babak belur luka di tubuhnya bayang seorang wanita yang selama ini merawat,
menjaga dan memberikan kasih sayang terhadap suaminya malah dibalas dengan hal
yang 100% berbanding terbalik yaitu di SIKSA.
Bahkan anaknya
juga bersikap seperti ayahnya bayangkan jika seorang ibu menerima hal seperti
itu padahal seorang wanita telah rela menjaga, merawat dan menjaganya dan
bahkan di waktu hamil seorang wanita mengandung selama sembilan bulan dan
membawa anaknya yang ada di dalam kandungannya kemana dia pergi, sebegitu
capeknya seoarang wanita, TAPI pas dia sudah dewasa dia durhaka ke ibuknya dan
bahkan pengen membunuh ibuknya.
Dari cerita pasti si ibuk akan mengalami yang namanya trauma akabit
kekerasan pahitnya hidup yang ia alami. Nah disini tugas dari konselor yaitu
membantu seorang wanita itu tadi bangkit dari traumanya.
Di sini
konselor akan melakukan beberapa tahapan yang pertama yaitu melakukan tahapan
komunikasi teraupatik terhadap klien semacam intropeksi diri untuk mendeteksi
untuk mendeteksi dirinya sendiri, tahap kedua yaitu melakukan penggalian
masalah yang dialami klien, tahap ketiga yaitu perkenalan atau orientasi antara
klien dan konselor.
Perkenalan ini sangat penting agar mereka bisa nyambung saat
konseling selanjutnya, pada tahap ini konselor harus memancing klien agar mau
terbuka dengan cara si konselor harus bersikap terbukaan pada klien, nah tahap
yang keempat yaitu melakukan asesmen untk menggali kebutuhan yang dibutuhkan
oleh klien dalam kasus yang dialaminy.
Dalam pertemuan
ini konselor sangat dituntut wajib untuk menjadi penampung keluh kesah yang baik
dalam mendengarkan semua yang diuttarakan oleh klien. Nah ditahap kelima yaitu
tahap ini yakni tahap kerja yaitu berkaitan dengan tujuan konseling yang ingin
dicapaimelalui rencana dan tindakan konseling yang akan lakukan.
Nah yang
selanjutnya adalah tahap terakhir kegitan konseling terhadap klien, pada tahap
ini konselor menanyakan pada klien apakah kegiatan konseling yang dilakukan
bisa mengurangi trauma dan kecemasan yang terjadi padanya. Tahap untuk
mengakhir ini bersifat terminasi. Terminasi ini bisa saja gagal kalau si
konselor melakukannya secara tiba-tiba tanpa alur yang mulus.
Nah dari ke
enam tahapan tersebut kita dapat mengambil kesimpulan apa hubungan empati
dengan komunikasi teraupetik yakni kalau empati itu sendiri merupakan keadaan
mental atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang
sama dengan orang atau kelompok lain.
Oleh: Sulaimah
Oleh: Sulaimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar