Blog ini merupakan blog resmi dari UKM KSR-PMI Unit UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sabtu, 28 November 2020
Menasihati ala Socrates
Rabu, 11 November 2020
Makna Hari Pahlawan dan Menjadi Pahlawan Bagi Diri Sediri
Perlawanan
ini berawal dari insiden pengibaran bendera di Hotel Yamato, Surabaya. Kala
itu, pemerintah Indonesia mengeluarkan maklumat untuk mengibarkan bendera Merah
Putih di seluruh penjuru Tanah Air. Maklumat ini memancing kemarahan pihak
Belanda. Sejumlah pasukan yang dimpimpin Ploegman pun mengibarkan bendera
Belanda yang berwarna Merah Putih Biru di lantai atas Hotel Yamato.
Tindakan
Belanda membuat rakyat Tanah Air geram. Mereka pun membalas pihak asing dengan
menaiki Hotel Yamato dan merobek warna biru pada bendera Belanda. Alhasil,
Bendera tersebut hanya menampilkan warna Merah Putih, warna bendera
Indonesia.Sejak insiden ini terjadi, hubungan rakyat Indonesia dan pihak asing
semakin memanas. Namun, Jenderal D. C Hawthorn dan Presiden Soekarno akhirnya
menandatangi gencatan senjata untuk meredekan situasi.
Awalnya,
konflik Indonesia dan pihak asing sempat mereda. Namun, kondisi ini tak
bertahan lama. Hubungan Indonesia dan pihak asing justru semakin meledak sejak
Jenderal Mallaby, pimpinan tentara Inggris tewas tertembak.Pengganti Mallaby,
Jenderal Robert Mansergh pun meluncurkan ultimatum yang mengharuskan rakyat
Indonesia bersenjata melapor, meletakkan senjata, dan menyerahkan diri. Batas
ultimatum yakni 10 November 1945.
Ultimatum
ini akhirnya berujung pada perlawanan sengit antara arek Surabaya dan tentara
Inggris selama tiga minggu. Ribuan rakyat sipil pun tewas karena peperangan
besar ini. Guna mengenang jasa para pahlawan, pemerintah menetapkan tanggal 10
November sebagai Hari Pahlawan. Penetapan ini diberlakukan melalui Keppres No.
316 Tahun 1959 tangal 16 Desember 1959.
Hari
Pahlawan bukan sekadar seremoni biasa, peringatan ini menyimpan makna mendalam
untuk rakyat Tanah Air. Hari Pahlawan merupakan bentuk penghormatan untuk para pahlawan yang
berkorban demi memperjuangkan Indonesia. Dengan demikian, seharusnya hari
pahlawan dijadikan sebagai momentum untuk mengenang kembali para pahlawan yang
telah berjasa besar bagi berdirinya negara kita tercinta. Mengenang bukan
berarti menangisi kepergian mereka, tapi menjadikan pribadi mereka sebagai
pemantik revolusi mental maupun moral dalam menghadapi setiap tantangan
kedepannya. .
Diri Sendiri adalah
Pahlawan
Menjadi
pahlawan bukan hanya menjadi milik mereka yang berjuang di medan perang,
pemikiran, ataupun pemerintahan. Tapi menjadi pahlawan bisa dilakukan oleh
siapa saja. Baik menjadi pahlawan bagi dirinya sendiri maupun menjadi pahlawan
bagi orang lain.
Kita
harus berkorban demi kebaikan diri kita--diantaranya harus menempuh pendidikan
yang panjang dan lama demi masa depan yang gemilang, membuat sesuatu yang
bermanfaat, memecahkan segala permasalahan dan tidak merugikan orang lain.
Menjadi
pahlawan bagi diri sendiri bisa juga dilakukan dengan cara memperbaiki akhlak,
menjauhi dari segala yang mudharat, menghilangkan sifat-sifat yang merugikan
siapapun, dan berjuang demi terjaganya negeri yang kita cintai bersama.
Sumber : Kumparan
Sabtu, 31 Oktober 2020
Mana yang Lebih Berbahaya : Mie atau Bumbunya?
Hai
sobat, selamat datang kembali di SHELTER. Kali ini kita akan membahas suatu hal
yang membuat banyak orang bertanya-tanya. Yup, benar sekali, kita akan membahas
makanan favorit semua umat, mie instan. Siapa sih, yang nggak doyan mie instan,
apalagi mie instan sangat membantu mengatasi para mahasiswa yang kelaparan di
tanggal tua. Tapi, jarang-jarang nih yang bahas bahan-bahan mie instan dan mana
saja yang berpotensi membahayakan kesehatan kita.
Seseorang
yang pernah bekerja di pabrik mie instan, Rohmat Syahru Romadhon, membagikan
pengalamannya bekerja di sana. So, check this out!
Blok
Mie
Soal
blok mie itu sendiri, blok mie dibuat dengan menggunakan bahan tepung terigu,
air alkali, dan air bersih. Air alkali terbuat dari garam, riboflavin, guargum,
dan beberapa bahan ingredient lain yang merupakan rahasia
perusahaan, biasanya berakhiran dengan kata glutamat. Semua bahan-bahan ini
diaduk menjadi satu seperti ketika kamu membuat adonan roti.
Adonan
mie dibuat lembaran, dibuat untaian, dikukus, dipotong menjadi blok mie,
selanjutnya digoreng dengan minyak sawit.
Semua
kandungan garam, riboflavin, guargum, dan bahan ingredient tersebut
telah diuji kualitas dan kuantitasnya di laboratorium pabrik dan juga di
laboratorium milik pemerintah.
Seperti
halnya ketika kamu membuat industri rumah tangga, misalnya pabrik roti. Pihak
dari MUI, Depkes dan berbagai instansi lain akan datang ke UKM kamu dan
memeriksa bahwa semua bahan dan peralatan yang kamu gunakan itu aman dan
produknya nanti layak dikonsumsi.
Kenapa
blok mie bisa awet hingga waktu 9 bulan bahkan 1 tahun ketika di daerah Timur
Tengah?
Blok
mie menjadi awet karena dijaga kadar airnya. Di bawah 3,5%. Kamu
paham artinya kan? Sebuah makanan bisa awet karena kadar airnya ditekan
serendah mungkin. Itu kenapa krupuk yang kamu simpan bisa awet meski sudah
disimpan beberapa bulan. Daun teh kering bisa awet disimpan selama
berbulan-bulan.
Saya
bekerja di pabrik mie di Timur Tengah. Kelembaban air (humidity) di
negara-negara Middle East and North Africa (MENA) rendah
sekali. Kamu bisa menyimpan krupuk dengan toples terbuka selama seharian dan
krupuk ini tidak akan melempem. Apalagi cuma Indomie. Luarnya sudah dibungkus
plastik, kondisi lingkungan juga rendah kelembaban, maka mie jadi semakin awet.
Bumbu
Mie Instan
Bumbu
mie instan dibuat dari garam, gula, monosodium glutamat, dan beberapa
ingredient lain supaya rasanya menjadi khas. Ada yang khas soto mie, khas kaldu
ayam, dsb.
Bumbu mie mengandung garam, makanya makan bumbu mie banyak-banyak bisa membuat kamu hipertensi.
Semua Makanan Yang Dikonsumsi
Berlebihan, Berbahaya
Bukan hanya mie instan. Kamu makan nasi
putih setiap hari pun kamu bisa kena diabetes. Makan wortel sekeranjang
bukannya jadi sehat malah jadi diare. Makan jeruk 1 karung bukannya jadi sehat
malah mencret.
Artinya makanlah secukupnya. Tidak
berlebihan.
Mana Yang Lebih Berbahaya, mie atau
bumbunya?
Tidak ada yang berbahaya, selama kamu
memakan secukupnya.
Mie instan dibuat dengan bahan tepung
terigu, air alkali, air bersih dan digoreng dengan minyak sawit. Artinya mie
mengandung karbohidrat, lemak, dan beberapa vitamin lain. Jumlahnya tidak
seberapa. Makanya dianjurkan untuk menyantap mie instan dengan bahan makanan
tambahan seperti sayuran, telur, atau daging.
Jadi, sobat SHELTER
pastikan untuk mengonsumsi mie instan dalam batas wajar ya, karena segala
sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik.
sumber : quora.com
Sabtu, 17 Oktober 2020
Why does Insecurity Exist?
Insecurity atau banyak orang menyebutnya insecure,
yakni suatu perasaan yang muncul disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut seperti
perasaan tidak percaya diri, sifat yang perfeksionis ataupun terlalu overthinking
mengenai sesuatu. Insecure dapat menghambat diri kita untuk melangkah lebih
maju ke depan. Sebagian orang pasti pernah mengalami insecure. Sebagian orang
bisa mengatasinya, sebagian orang sebagai masalah besar di hidupnya. Insecure
sendiri artinya situasi ketika merasa cemas dan takut secara berlebihan yang
menyebabkan banyak sekali dampak negatif.
Mengapa kita bisa
merasa insecure?
Past Trauma.
Ketika kita masih kecil entah orang tua, saudara, teman yang megkritik dari
kita kecil, contoh sederhana; ayah kita sendiri terbiasa memanggil atau
meneraki kita "anak kurang ajar" atau teman masa kecil membully kita
"dasar hitam gendut". Kritik itu akan selalu stay di otak kita
walaupun ketika kita semakin dewasa itu semua akan sirna karena usaha yang kita
lakukan. Still, they may never compeletly go away.
Negative Self Image. Jangan memandang diri kita sendiri buruk. Jika kamu
terus merasa dirimu jelek, gendut, ga bisa apa2 di otak mu selalu seperti itu,
yang terjadi adalah kita akan bertingkah laku sesuai dengan image itu.
Needing Approval. Ketika
kita menerima approval dari orang lain kita akan merasa diri kita worthy.
Tetapi yang menjadi masalah adalah kita terus HARUS menerima approval untuk
mempertahankan self image kita dan kita takut jika approval itu hilang karena
"the great self image" akan sirna. Maka yang terjadi adalah kita
hidup dengan mengikuti apa yang orang lain perbuat dan lakukan. semata mata
hanya untuk mendapatkan "approval"
Images at Social Media Sadly, kita hidup di era sosmed sangat legit. kita lihat
cewe-cewe dengan badan aduhai di IG, cowo-cowo badan gym yang super hot. Ya,
ini membuat kita ada perasaan harus seperti mereka.
Not Accepting about Ourselves. Kita selalu tidak menerima apa yang kita
miliki, berat badan kita, muka kita yang berjerawat, kemalasan kita,
kecerobohan kita, dll.
Apa
yang bisa kita perbuat untuk memperkecil insecure?
Love yourself, first
Dengan memiliki rasa insecure, itu bisa melukai diri
kita. Akan muncul sikap seperti membeda-bedakan diri kita dengan orang lain.
Padahal, Tuhan pasti menciptakan semua makhlukNya dengan segala kelebihan,
kekurangan serta keunikannya masing-masing. Cintai diri sendiri terlebih dahulu
agar hidup terasa lebih berharga.
Stay Positive
Mencoba untuk selalu berpikiran positif tentang
sesuatu memang masih sulit menjadi rutinitas sehari-hari. Tetapi, dengan
berpikiran positif dapat membuat pikiran kita menjadi lebih enjoy.
Menulis Kata-kata Motivasi
Jika sedang merasa dalam keadaan yang kurang baik,
menulis kata-kata motivasi untuk diri sendiri dapat membuat keadaan terasa
lebih lega. Letakkanlah tulisan tersebut di tempat yang sering kita lihat,
seperti di kamar. Dengan tulisan tersebut dapat mengingatkan kita bahwasannya
kita telah melewati hari-hari yang berat sebelumnya. Setelah membaca tulisan
tersebut, kita bisa lebih semangat untuk terus berjuang. Saat kita masih diberi
nafas oleh Tuhan, saat itu juga memang kita harus tetap bertahan dan berjuang
apapun yang terjadi.
Lakukanlah Self-talk
Self-talk merupakan aktivitas berbicara dengan diri
sendiri. Self-talk perlu untuk dilakukan secara rutin. Dengan melakukan
self-talk, kita dapat meningkatkan rasa percaya diri kita kembali. Manfaat lain
dari melakukan self-talk tersebut seperti dapat meredakan stres, membantu
berdamai dengan diri sendiri dalam menghadapi suatu keadaan yang kurang baik,
dan masih banyak manfaat lainnya.
Focus on The Baby Steps
Melewati
insecure adalah journey, tidak mungkin hanya semalam perasaan seperti ini akan
hilang. Lebih baik kita mencoba keluar sedikit demi sedikit dari comfort zone
kita untuk build self confidence kita. apa contohnya? Misal, masalah kamu di
social insecurities kamu selalu merasa awkward jika bertemu dengan orang lain. Langkah kecil yang bisa kamu lakukan seperti say hi untuk teman di sebelah mu
di kampus dan coba berlatih untuk berkenalan atau sekedar bertanya tentang mata
kuliahmu. Pasti dong kamu merasa "Ah aku kok freak banget,". Tapi, coba saja dulu jangan
berpikiran terlalu jauh. Jika berhasil, kamu akan merasa memiliki kepercayaan
diri lebih tinggi dari sebelumnya.
Embrace the Awkward
SIAPA
DISINI YANG SUKA AWKWARD? Apa lagi untuk para orang introvert bertemu dengan
orang banyak itu seperti ujian, tapi sekali lagi lebih baik kamu nikmati saja
moment "awkward" itu tidak perlu mikir mau ngomong apa guehh atau apa, biarkan mengalir saja. Jika tidak ada yang perlu dibicarakan ya diam, itu
cukup.
Cut Off The People Who Make You Feel Less
Ini
penting sekali! Coba buat circle pertemananmu sehat, tidak ada orang yang
berusaha saling menjatuhkan, hal ini akan membuat diri kita lebih positif dan
perasaan insecure karena orang lain tidak ada atau jika kasusnya di love relationship misal pacarmu hanya membuatmu merasa rendah diri, ganti aja HEHEHE
Find the things you're struggling with and learn work
with them
Catat apa saja kelemahanmu, apa yang membuatmu merasa rendah diri dan pelajari bagaimana kelemahanmu itu bisa berubah menjadi lebih baik,
berusaha lebih keras untuk kelemahan kita. PASTI BISA!
Dont Judge Yourself
Apa
yang kita pikirkan itu yang akan terjadi. Jika kamu mau judge dirimu yang baik-baik aja, ya. Jangan sedikit-dikit merasa "Udah deh aku nggak bakalan bisa,". Ayolah
melek mata kita nggak separah itu. Pikiran-pikiran buruk itu hanya ilusi.
Sumber : Kumparan, quora
Selasa, 29 September 2020
Mentality Crab
Halo sobat Shelter, selamat datang kembali. Masih dengan postingan yang berkualitas, admin ingin bahas soal Mentality Crab atau mental kepiting. Beberapa dari kita pasti masih awam dengan istilah tersebut, ya nggak sih? Mentality crab ini sangat menarik untuk dibahas karena sangat sering ditemui di masyarakat kita. Langsung aja yuk.
Kalian pernah nggak sih, melihat kepiting dalam ember? Kepiting itu pasti berusaha keluar tapi nggak keluar-keluar. Hal itu disebabkan bukan karena kepitingnya noob, tapi memang kepiting-kepiting lain berusaha menahannya. Mereka melakukannya dengan tujuan saling menyelamatkan. Kenapa bisa begitu? Karena habitat asli kepiting ada tepi pantai di mana saling berdekatan satu sama lain untuk bertahan hidup. Tapi, hal ini juga dianalogikan sebagai orang yang iri terhadap kesuksesan orang lain. Contohnya saja seperti, "Ngapain anak perempuan sekolah tinggi-tinggi, toh nanti juga baliknya ke dapur?" atau "Anak keluarga kyai tuh harus nikah sama anak keluarga kyai juga." Dari sini, sudah mulai jelas kan?
Banyak sekali orang yang mencoba menjatuhkan seorang individu yang berusaha untuk maju dengan cara meremehkan atau memanipulasi. Mental seperti ini membuat seseorang mengalami kesulitan untuk menghargai pencapaian orang lain, sehingga menimbulkan rasa iri dan berusaha menempatkan orang lain pada situasi yang dialaminya atau bahkan di bawahnya atau mungkin kasarnya seperti "Kalau saya tidak bisa melakukannya, kamu juga tidak bisa".
Mentality crab bisa terjadi karena disebabkan beberapa hal seperti malu, dendam, cemburu, hingga sifat kompetitif itu sendiri. Padahal, setiap manusia dilahirkan dengan bakat dan kemampuan yang berbeda. Kondisi seperti ini menghasilkan hubungan yang sehat antar individu maupun dalam kelompok. Hal ini juga sadar maupun tidak sangat sering ditemukan di masyarakat kita, baik di lingkungan rumah, sekolah, atau bahkan orang yang kita temui di tempat asing.
Lalu, mengapa kita masih menemukan orang-orang dengan pemikiran kuno seperti itu di era modern ini? Jawabannya adalah karena seseorang yang bermental kepiting hidup untuk mengurusi hidup kita, dalam hal pekerjaan, pendidikan, segalanya bahkan termasuk urusan rumah tangga. Sangat kurang kerjaan sekali, kan? Mereka berkata seolah peduli dengan memberi saran, padahal ada maksud terselubung yaitu ingin menjatuhkan kita dan tidak mau ada seorang pun yang bisa mengungguli mereka.
Jadi, jika kita sedang berhadapan dengan orang-orang seperti mereka, cukup abaikan saja perkataan yang menyakiti kita. Teruslah berjalan untuk memperjuangkan mimpi kita karena ini adalah hidup kita, selama hal tersebut tidak menyimpang dari norma yang berlaku. Sebaliknya, jika kita adalah orang dengan mental tersebut, kita bisa mulai menanamkan mindset bahwa setiap orang memiliki kelebihan masing-masing, juga diiringi dengan meningkatkan potensi diri dan ikut senang atas pencapaian orang lain.
sumber : kompas, quora
Senin, 07 September 2020
Malu Bertanya, Awas Tersesat!
Hai
sobat shelter, sudah lama sekali ya nggak bersua. Gimana kabarnya? Semoga
sehat-sehat saja, ya. Belum lama ini, kasus COVID-19 naik tajam, bahkan
beberapa negara mulai menutup diri dari Indonesia untuk sementara karena
dikhawatirkan akan membawa. COVID-19 jika berkunjung ke negara mereka. Ngeri
banget, ya? Jadi, tetap di rumah saja dan jika terpaksa sekali untuk keluar,
harap patuhi protokol kesehatan yang berlaku.
Meskipun
kita masih berada di tengah situasi pandemi, beberapa instansi pendidikan sudah
memulai tahun ajaran baru. Di kampus kita tercinta, UIN Maulana Malik Ibrahim,
juga sudah mulai mengadakan kegiatan belajar mengajar secara daring sejak 31
Agustus 2020. Kalau secara daring, mahasiswa dituntut untuk lebih aktif dari
biasanya seperti mengajukan pertanyaan ke dosen atau teman yang presentasi.
Tapi pernah nggak sih sobat, kalian merasa malu banget bertanya di kelas
padahal udah mempersiapkan pertanyaan dengan kalimat yang baik dan benar, eh
pas di kelas malah diam aja? Kira-kira kenapa kok bisa begitu? Apakah karena
kita malu atau malas? Bisa jadi keduanya atau bisa jadi ada alasan lain yang
melatarbelakangi perilaku kita tersebut.
Seorang
mahasiswa bernama Levina, membagikan ceritanya saat berpartisipasi dalam sebuah
bootcamp mengenai entrepreneurship di Syracuse University, Syracuse, New York
selama beberapa minggu pada tahun 2018. Menurutnya, di sana terdapat beberapa
hal yang menurutnya akan sangat keren jika diterapkan oleh tenaga pendidik di
Indonesia, antara lain :
1. Passionate. Tenaga pengajar di Amerika
terlihat menikmati pekerjaannya, mengajar secara fun dengan penjelasan yang
menarik. Mereka sangat peduli terhadap perkembangan muridnya.
2. Menghargai dan mengapresiasi pendapat.
Ketika seorang murid bertanya atau mengungkapkan pendapat, mereka selalu
menghargai dan mengapresiasinya. Hal tersebut mampu membangun rasa percaya diri
siswa dan memberikan contoh kepada murid lainnya untuk tidak menjadi seorang
yang judgemental. Sangat terlihat jelas bahwa mahasiswa disana tidak takut
untuk berpendapat dan bertanya, walaupun terkadang pertanyaannya begitu receh
menurut saya. Saya sebagai orang Indonesia yang belajar disana merasakan
kesulitan untuk berpendapat karna sudah terbiasa dengan cara belajar di
Indonesia.
3. Jumlah siswa tidak terlalu banyak. Dengan
kecilnya perbandingan murid dengan guru, akan lebih mudah bagi guru untuk
mengetahui perkembangan muridnya. Sehingga murid pun mendapatkan perhatian yang
cukup dari guru.
4. Guru tidak merasa superior. Sebagai guru,
mereka tidak merasa keberatan untuk menerima banyak pertanyaan dan kritisi dari
muridnya. Yang saya rasa, mereka terkesan jauh lebih santai dan lebih friendly
dibandingkan guru di Indonesia.
Jadi selain murid, tenaga pendidik juga berperan dalam menciptakan suasana kelas yang nyaman agar para murid tidak merasa malu saat bertanya. Para murid atau mahasiswa juga harus sering berlatih meningkatkan kepercayaan diri, ingat "Malu Bertanya, Sesat di Jalan". Nah, kita sebagai generasi penerus bangsa ini harus bisa mengubah bangsa kita menjadi bangsa yang lebih kritis dan maju dimulai dari hal-hal kecil seperti menciptakan suasana kelas yang nyaman. Semangat, para masa depan bangsa!!!
sumber : quora
Senin, 17 Agustus 2020
Serumpun Padi : Memaknai Kemerdekaan
Hai
sobat yang budiman, berjumpa kembali dengan SHELTER. By the way, selamat ulang
tahun Indonesiaku yang ke 75. Nggak kerasa ya, udah 75 tahun berlalu Indonesia
mendeklarasikan kemerdekaannya. Para pendahulu bangsa kita telah melewati hidup
yang keras dibawah penjajahan selama bertahun-tahun, kebayang dong bagaimana
sulitnya waktu itu.Tapi, berkat pendahulu bangsa kita juga, kita berhasil keluar
dari belenggu penjajahan.
Dalam
rangka merayakan kemerdekaan Indonesia, banyak sekali acara yang
diselenggarakan, seperti bersih desa, menghias desa, lomba-lomba, dan
lain-lain. Banyak juga nih perusahaan-perusahaan yang bagi-bagi hadiah atau
giveaway spesial untuk merayakan kemerdekaan Indonesia. Wah, meriah banget ya.
Jangan sampai ketinggalan giveawaynya sobat.
Tapi,
kalian sebenarnya tahu nggak sih makna dari kemerdekaan itu sendiri? Apa hanya
karena kita terbebas dari penjajahan dan perang, kita sudah merdeka? Jawaban
itu benar, namun sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa menemukan
makna sesungguhnya dari kemerdekaan itu sendiri.
Merdeka
bukan Berarti Akhir dari Perjuangan
Beberapa
orang masih berpikir bahwa setelah Indonesia merdeka, kita akan hidup aman dan
tentram sampai akhir hayat. Padahal di luar sana banyak sekali hal-hal yang
mungkin mengancam kedaulatan negara ini. Kita sebagai warga negara yang baik, tidak
bisa hanya berdiam diri menikmati kemerdekaan yang diberikan oleh para
pendahulu kita. Pernah dengar quote “meraih lebih mudah daripada mempertahankan”?
Nah, itulah yang harus kita renungkan kembali. Kemerdekaan sudah ada, sekarang
kita harus berupaya keras untuk mempertahankan, bahkan mengembangkan negara ini
agar tumbuh menjadi negara yang lebih baik dari sebelumnya.
Momen
Pemersatu Bangsa
Sering
sekali kita mendengar berita tentang perseteruan antar-sesuatu di Indonesia,
entah itu suku, agama, bahkan pandangan seseorang. Padahal, kita adalah satu,
bangsa Indonesia. Tidak semestinya kita bertikai hanya karena hal-hal sepele
dan sebisa mungkin menghindarinya. Dengan bertambahnya usia Indonesia ke-75
tahun ini, semoga bangsa Indonesia bisa lebih menjaga diri, menghormati, dan
menghargai agar tidak saling menyakiti saudara sendiri.
Kemerdekaan
Indonesia adalah Bukti bahwa Masyarakat Indonesia Tidak Bisa Dipandang Sebelah
Mata
Hal
ini adalah hal yang sering dilupakan bangsa kita sendiri. Kita terlalu sibuk meninggikan
ego dan menjatuhkan satu sama lain, padahal kita adalah satu. Kita memiliki
banyak keberagaman, mulai dari suku, agama, budaya, dan lain-lain sehingga dengan
keberagaman kita ini seharusnya menjadikan kita kekuatan yang besar dari suatu
negara yang bahkan tidak dimiliki negara lain. Sudah sepantasnya kita bangga
dan melestarikan hal ini, bukan?
Jadi, mari kita mulai berdamai dan menerima keberagaman yang dimiliki Indonesia. Kita adalah satu, kita adalah Indonesia.
sumber : idntimes