Rabu, 16 Mei 2018

Marhaban Ya Sahru Ramadhan


Marhaban Ya Sahru Ramadhan

           Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dirindukan setiap umat Islam di dunia. Karena ia adalah bulan yang penuh ampunan dan berkah. Pada bulan Ramadhan pintu ampunan terbuka lebar. Kita hendaknya bebenah diri di bulan ini karena seyogyanya sebagai manusia kita adalah tempat salah dan dosa. Sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya, “Telah datang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan, Allah mewajibkan kalian berpuasa padanya, pintu-pintu surga di buka pada bulan itu, pintu-pintu neraka di tutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat malam (kemuliaan/lailatul qadr) yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalangi (untuk mendapatkan) kebaikan malam itu maka sungguh dia telah dihalangi (dari keutamaan yang agung)”
            Nahh sobat kira-kira apa aja sih yang harus kita lakukan pada saat bulan Ramadhan?? Saya mau ngasih sedikit tips nih agar kegiatan-kegiatan yang kita lakukan di bulan Ramadhan bisa bermanfaat. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
1. Luruskan niat hanya untuk beribada kepada Allah semata
2. Sholat lima waktu secara berjamaah
3. Sholat  Tarawih dan Witir
4. Membaca Al Quran
5. Menjaga lisan dari hal-hal agar tidak berbicara sembarangan
6. Hindari hal-hal yang sia-sia, membuang-buang waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
7. Lakukan silaturahim dan hidupkan ukhuwah Islamiyah
8. Mengajak kawan atau saudara kepada kebaikan
9. Perbanyak bersedekah dan berbuat baik, banyak memaafkan orang lain
10. Di 10 hari terakhir ibadah semakin ditingkatkan, hidupkan malam lebih panjang terlebih di hari-hari yang ganjil.
           Itulah beberapa tips yang bisa saya tulis, semoga bermanfaat dan kita bisa mengaplikasikannya di bulan Ramadhan ini sehingga menjadi orang-orang yang selalu dekat dengan Allah SWT. amiin
Saya mewakili anggota dan segenap pengurus KSR-PMI UIN Malang juga mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan dan mohon maaf lahir dan batin.
by : Aya

Selasa, 15 Mei 2018

Baper


USIA 20 TAHUN, USIA REMAJA ATAU DEWASA?


Pada usia 20 tahun, apakah seseorang dapat dikatakan sudah dalam usia dewasa? Atau masih layak disebut sebagai remaja?. Pertanyaan tersebut cukup mendapat perhatian ketika membicarakan tentang emosi dan perasaan seseorang yang telah berusia 20 tahun. Pada usia ini, kebanyakan dari wanita akan mulai memikirkan tentang pernikahan. Namun, tidak bagi laki-laki. Pada usia tersebut kebanyakan dari mereka belum terpikirkan tentang pernikahan. 

Saat membicarakan tentang pernikahan, pasti tidak jauh-jauh dari kata “Baper”. Ya, Baper adalah kata yang populer di kalangan remaja. Baper merupakan singkatan dari Bawa Perasaan. Lalu apa makna sebenarnya dari kata Baper itu sendiri? Menurut Dr. Sudirman Hasan, MA, Baper adalah saat seseorang menyaksikan atau mendengar suatu hal, kemudian perasaannya akan terbawa pada hal yang disaksikan atau didengar tersebut. 

Seseorang yang mudah baper akan selalu menganggap semua hal serius. Selain itu, menurut Bapak Sudirman ada beberapa hal yang membuat seseorang menjadi mudah baper. Diantaranya yaitu, sikap berlebihan dalam menanggapi suatu masalah, sensitif dan berpikir tertutup, suka menghayal berlebihan, serta merasa paling banyak masalah.  

Untuk mengatasinya, Bapak Sudirman memberikan beberapa tips. Diantaranya yaitu, memahami  orang dengan melihat sisi positifnya, menikmati hidup, selalu bersyukur dan bersabar, menyibukkan diri dengan hal positif, dan masih banyak lagi.

Selasa, 08 Mei 2018

Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

WORLD RED CROSS AND RED CRESCENT DAYS 

Tanggal 8 Mei merupakan tanggal yang diperingati sebagai Hari Palang Merah Internasional. Pada tahun 2018 ini, Hari Palang Merah Internasional diperingati pada usia ke 155 tahun. Tanggal ini dipilih untuk menghormati dan menghargai jasa Bapak Palang Merah Internasional yaitu Henry Dunant. Henry Dunant adalah seorang pengusaha sekaligus aktivis sosial asal Swiss.
Pada tanggal 24 Juni 1859 di Solferino, sebuah kota kecil yang terletak di daratan rendah Propinsi Lambordi, sebelah utara Italia, berlangsung pertempuran sengit antara prajurit Perancis dan Austria. Pertempuran yang berlangsung sekitar 16 jam dan melibatkan 320.000 orang prajurit itu, menelan puluhan ribu korban tewas dan luka-luka. Sekitar 40 ribu orang meninggal dalam pertempuran.Terlebih lagi, komandan militer tidak memperhatikan kepentingan orang yang terluka untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan.Saat itu, hanya ada empat dokter hewan yang merawat seribu kuda serta seorang dokter untuk seribu orang.Pertempuran tersebut pada akhirnya dimenangkan oleh Perancis dan Italia. 
Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss yang bernama Henry Dunant yang kebetulan lewat dalam  perjalanannya untuk menemui Kaisar Prancis, Napoleon III guna keperluan bisnis. Melihat penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerja sama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.  Kata-kata bijaknya yang diungkapkan saat itu, Siamo tutti fratelli (Kita semua saudara), membuka hati para sukarelawan untuk melayani kawan maupun lawan tanpa membedakannya.
Sekembalinya Dunant ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut dalam sebuah buku berjudul Kenangan dari Solferino” (Un Souvenir De Solferino) yang menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya dia mengajukan dua gagasan antara lain:
  1. Perlunya mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang.
  2. Perlunya kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang terluka dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status netral kepada mereka.
Banyak orang yang tertarik dengan ide Henry Dunant, termasuk Gustave Moynier, seorang pengacara dan juga ketua dari The Geneva Public Welfare Society (GPWS).Moynier pun mengajak Henry Dunant untuk mengemukakan idenya dalam pertemuan GPWS yang berlangsung pada 9 Februari 1863 di Jenewa.ternyata, 160 dari 180 orang anggota GPWS mendukung ide Dunant. Pada saat itu juga ditunjuklah empat orang anggota GPWS dan dibentuklah KOMITE LIMA untuk memperjuangkan terwujudnya ide Henry Dunant. Mereka adalah :
1.      Gustave Moynier
2.      dr. Louis Appia
3.      dr. Theodore Maunoir
4.      Jenderal Guillame-Hendri Dufour
Adapun Henry Dunant, walaupun bukan anggota GPWS, namun dalam komite tersebut ditunjuk menjadi sekretaris. Pada tanggal 17 Februari 1863, Komite Lima berganti nama menjadi Komite Tetap Internasional untuk Pertolongan Prajurit yang Terluka sekaligus mengangkat ketua baru yaitu jenderal Guillame Henri Dufour.