Senin, 30 September 2019

Berawal Pembulian berakhir Persabatan

Oleh : Sulaimah


Assalamualaikum sahabat –sahabatiku yang cantik dan ganteng.......kali ini saya mau sharing niehhh tentang pengalaman pribadi ku. Sebelumnya saya mau perkenalkan nama saya ima, waktu saya masih belajar di sekolah MTS tepatnya pada kelas VIIi saya pernah mengalami pembulian di kelas, loe kok bisa MTS mengalami pembulian, ya bisa saja karena ceritanya begini aku waktu kelas VII itu tidak sekelas sama teman-temanku di kelas VIII pada aktu kelas VII itu aku kelas B tapi pas waktu kelas VIII aku naik ke kelas A otomatis kan aku masih asing  dengan mereka sedangkan yang lain itu sudah pada akrab karena memang hanya aku pindahan dari kelas B gak tau kenapa aku kok bisa di pindah ke kelas A, aku awalnya gak terima dan sampai nangis mengadu ke kantor kenapa Cuma aku yang dipindah yang lainnya kok gak, aku merasa ingin berhenti sekolah karena aku tidak mau pindah kelas setelah guru-guru menasehati aku kenapa aku dipindah maka aku sadar mungkin ini sudah takdirku, berbulan aku di buly dan gak akrab dengan teman-teman kelas tapi lama kelamaan alahamdulillah semuanya sudah kayak berbanding terbalik aku sudah mulai akrab dengan mereka dan bahkan aku punya sahabat namanya itu adalah (QY,FTR,UKH) kita saling membantu sama lain dan aku mulai mengetahui sifat dari mereka. Waktu MTS berlalu dilanjut waktu SMA pas SMA aku mengalami trauma, aku tidak berani atau sulit untu bergul tentu saja itu mempengaruhi proses belajarku sampai-samapi aku dipanggil oleh guruku karena pas UTS nilaiku jelek dan sampai-sampai aku dipanggil oleh guruku kenapa ima prestasinya kok menurun padahal waktu MTS kan bagus, guru saya mengetahui karena saya sekolh MTS dan MA itu di satu lembaga.
            Dari kasus yang pernah saya alami, yang dibutuhkan oleh siswa disini adalah stakeholder sekolah, yaitu guru bimbingan dan konseling.
Yang dimaksud stakeholder disini adalah komponen yang dimiliki oleh sekolah/madrasah. Jadi lebih mudahnya stakeholder itu adalah seseorang yang berperan, seseorang yang berinvestasi dalam menjamin kesuksesan mutu pendidikan disuatu sekolah/madrasah. Bisa dibilang kalau stakeholder itu adalah seseorang yang memiliki perhtian yang lebih, memperhatikan semua pendidik. Tanpa adanya stakeholder sekolah/madrasah tidak akan berjalan dengan lancar, sebagaimana mestinya. Tanpa adanya kerja sama yang baik antara stakeholder dan guru BK, maka pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa tidak akan berjalan dengan baik dan lancar. Dari sini kita dapat mngetahui bahwaa hubungan antara guru BK denga stakeholder itu bagaikan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
            Sekian sepenggal dari cerita saya............wassalam.
karya: Sulaimah.


Palang Merah Remaja (PMR)



Setiap sekolah perlu melaksanakan kegiatan-kegiatan non akademik melalui perkumpulan penggemar olahraga sejenis, kesenian dan lainnya mengetahui bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda. Untuk itu sekolah perlu wadah untuk meningkatkan kreativitas dan pola pikir mereka dalam menghadapi perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat sekarang. Kegiatan ekstrakulikuler dalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah untuk memperkaya dan memperluas wawasan, pengetahuan kemampuan siswa.
Salah satu ekstrakulikuler yang ada di sekolah adalah Palang Merah Remaja (PMR) yang bertujuan untuk mendidik dan melatih generasi muda dalam kegiatan positif, menumbuhkan sikap saling membantu, menumbuhkan minat remaja di bidang kemanusiaan dan sosial, membina rasa solidaritas antar sesama, dan membantu mengembangkan potensi yang dimiliki para anggota dalam melaksanakan segala kegiatan manusia.PMR pada tingkata Sekolah Dasar (SD) disebut PMR tingkat Mula, PMR pada tingkat SMP/MTs sederajat disebut PMR tingkat Madya sedangkan pada tingkat SMA/MA sederajat disebut PMR tingkat Wira.
Jiwa dan semangat kemanusiaan perlu ditanamkan sedini mungkin kepada anak-anak terutama terhadap siswa. Pengembangan dan pembinaannya juga harus dilakukan secara terus menerus agar mereka siap siaga setiap waktu untuk membaktikan diri bagi tugas-tugas kemanusiaan sebagai wujud rasa tanggung jawab. Para siswa diajarkan untuk bersikap peduli, tanggung jawab, bersahabat, melatih kerja sama, mempunyai jiwa kepemimpinan yang mencakup kedalam keterampilan sosial.
PMR sendiri mempunyai beberapa fungsi bagi siswa, diantaranya adalah:
                                  ·           Penguatan kualitas remaja dan pendidikan karakter
                                  ·           Mampu memberikan pertolongan pertama pada orang lain atau sesama siswa
                                  ·           Mampu bernegosiasi dengan baik
                                  ·           Mampu meringankan tugas guru untuk menangani siswa yang sakit di sekolah
                                  ·           Meningkatkan keterampilan dan kedisiplinan serta ketulusan dan kejujuran
                                  ·           Memberikan motivasi antar sesama siswa
                                  ·           Pendidik remaja sebaya
                                  ·           Calon relawan masa depan


Minggu, 08 September 2019

Kesehatan mental



Seseorang dikatakan sehat apabila keadaan raga maupun jiwanya baik-baik saja, jika hanya memenuhi salah satunya sehat raga namun jiwanya sakit ataupun sebaliknya, maka orang itu belum bisa dikatakan sehat. Tahukah kalian bahwa kesehatan mental merupakan aspek terpenting bagi kehidupan seseorang? mengapa? Karena untuk dikatakan sehat secara utuh, diperlukan adanya raga dan jiwa yang sehat.
Kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene. Mental hygiene merujuk pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan orang lain, masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga terwujudnya keharmonisan dan sanggup untuk mengatasi masalah-masalah yang ada dilingkungannya. Menurut  M. Jahoda seorang pelopor gerakan kesehatan mental, kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang berkaitan dengan penyesuaian diri yang aktif dalam menghadapi serta mengatasi masalah dan mempertahankan stabilitas diri ketika berhadapan dengan kondisi baru serta memiliki penilaian nyata baik tentang kehidupan maupun keadaan diri sendiri. Dari pengertian M. Jahoda diatas, dapat diambil stilah-istilah seperti penyesuaian diri yang aktif, stabilitas diri, penilaian nyata tentang kehidupan dan keadaan diri sendiri. Zakiah Darajat berpendapat bahwa mental yang sehat adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi kejiwaan yang tercapainya penyesuaian diri antara individu dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup bermakna , bahagia dunia dan akhirat.
Mental seseorang dikatakan sehat apabila terhindar dari gejala-gejala penyakit kejiwaan dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya untuk menyelaraskan fungsi jiwa dalam dirinya. Gejala umum seseorang yang kurang sehat mentalnya dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Perasaan gelisah
Seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya terkadang merasa selalu gelisah dengan keadaannya dan merasa kurang mampu dalam menyelesaikan sendiri masalahnya.
2.      Pikiran
Seperti yang telah disinggung sebelumya bahwa seseorang yang terganggu kesehatan mentalnya akan terganggu pola pikirnya seperti ragu untuk melanjutkan apa yang sebelumnya sudah ia mulai, tidak fokus untuk berkonsentrasi, apatis, rasa malas yang besar dan lain sebagainya.
3.      Rasa cemas
Perasaan tidak menentu, panik dan seringnya merasakan cemas, takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya sehingga mempengaruhi kejiwaanya.
4.      Iri hati
Keadaan iri hati disini bukan merupakan keburukan seseorang tersebut melainkan karena ia sendiri tidak pernah merasakan kebahagiaan selama ini.
5.      Rasa sedih
Seseorang yang terganggu mentalnya kadang merasakan kesedihan yg berlarut-larut namun tanpa alasan, sehingga menjadi sebab kesehatan mentalnya terganggu.
6.      Rasa rendah diri
Perasaan ini biasanya banyak diderita oleh remaja. Biasanya penyebabnya karena mereka tidak bisa mengatasi masalahnya sendiri dan kurangnya pengertian yang diberikan oleh kedua orang tuanya.
7.      Pemarah
Marah memang sesuatu yang wajar dilakukan oleh semua orang, namun jika orang tersebut sering marah-marah bukan pada tempatnya maka bisa dikatakan orang tersebut mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya.
Beberapa cara praktis yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental antara lain adalah:
1.      Menerima dan menghargai diri senduri
2.      Menjaga hubungan baik
3.      Aktif berkegiatan
4.      Terbuka pada orang lain
5.      Aktif bergerak
6.      Istirahat yang cukup
7.      Konsumsi makanan yang sehat
Demikian yang dapat penulis paparkan semoga bermanfaat.